Fenomena Perubahan Sosial Pertanian dan Pedesaan


 Perubahan sosial merupakan bentuk pergantian, transisi, modifikasi, dan perubahan yang terjadi di suatu kelompok masyarakat tentang cara, pola, dan tata hidupnya yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Perubahan sosial yang berhubungan dengan sektor pertanian disebut sebagai perubahan sosial pertanian. Perubahan sosial yang terjadi di pedesaan disebut sebagai perubahan sosial pedesaan. Secara umum, perubahan sosial kerap kali dikaitkan dengan konsep modernisasi.

Modernisasi pertanian dan pedesaan diawali dengan adanya revolusi hijau yang bertujuan untuk mendukung pembangunan. Revolusi hijau menjadi salah satu wujud dari perubahan yang terjadi di masyarakat, khususnya dalam sektor pertanian. Kondisi infrastruktur, mekanisasi, kebutuhan, dan sosial budaya masyarakat mengalami pergeseran. Perubahan tersebut muncul karena adanya suatu pemikiran dan perspektif yang mengharapkan sektor pertanian dan kondisi pedesaan mengalami perkembangan untuk jadi lebih baik lagi. Perubahan yang terjadi tidak bisa dilepaskan dari pengaruh teknologi yang semakin maju.

Di era digital seperti saat ini, sudah menjadi hal yang wajar jika masyarakat termasuk petani sudah mahir dalam menoperasikan gadget sebagai bentuk dari pengaruh hadirnya teknologi. Penggunaan gadget yang awalnya hanya digunakan untuk suatu kepentingan yang darurat (urgent) berubah menjadi suatu hal yang digunakan secara rutin, bahkan bisa dikatakan bahwa gadget tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Hal ini berdampak pada sikap sosial masyarakat yang mengakibatkan lunturnya tradisi di lingkungannya. Masyarakat menjadi lebih individualis, kurang empati, kurang solid, dan kurang peduli dengan sesama di lingkungan sosialnya (Prayoga et al., 2019). Desa Kambata Tana, Kabupaten Sumba Timur menjadi salah satu contoh pedesaan dengan kelompok masyarakat tani yang mengalami pergeseran akibat hadirnya teknologi. Pola kehidupan masyarakat yang tradisional bergeser sedikit demi sedikit karena adanya adopsi teknologi. Bentuk adopsi teknologi di Desa Kambata Tana adalah mulai digunakannya berbagai alat dan mesin-mesin pertanian, serta dikembangkannya kelembagaan dan struktur dalam suatu kelompok tani. Perubahan tersebut semakin didukung dengan adanya program Prima Tani (Program Rintisan Inovasi Teknologi Pertanian) yang diadakan oleh pemerintah (Djoh, 2018). Fenomena tersebut merupakan salah satu bentuk perubahan sosial karena pengaruh teknologi yang terjadi di masyarakat pedesaan dan pertanian.

Perubahan sosial terjadi karena pengaruh proses difusi informasi dan penggunaan media. Peristiwa ini dapat terjadi diseluruh lapisan masyarakat karena masyarakat cenderung ingin tahu dan terkadang mudah dipengaruhi oleh hal baru. Informasi yang disampaikan dapat berupa inovasi yang dikomunikasikan dan tersebar luas dikalangan masyarakat. Informasi tersebut disalurkan melalui perantara media sebagai alat penyampaian informasi. Media dapat berupa media massa, media cetak, dan media sosial. Contoh pengaruh media dan informasi terhadap perubahan sosial masyarakat terdapat di Desa Tosari. Mulanya, mayoritas masyarakat Desa Tosari menganut agama Hindu, tetapi setelah adanya akulturasi informasi, kondisi masyarakat mulai bergeser. Masyarakat tidak hanya menganut agama Hindu, tetapi juga mulai menganut agama Islam. Proses perubahan tersebut tidak terjadi spontan, tetapi perlahan-lahan dengan perantara media (Manggala, 2019). Fenomena tersebut merupakan bentuk perubahan sosial masyarakat karena pengaruh teknologi dan media.

Kondisi demografi penduduk yang berubah-ubah turut memengaruhi perubahan yang terjadi di masyarakat dan juga sektor pertanian. Kondisi demografi dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, angka harapan hidup, dan mobilitas. Perubahan demografi tersebut memberikan dampak terhadap luasan lahan yang digunakan. Pemanfaatan lahan antara lain adalah untuk kebutuhan tempat tinggal penduduk, kegiatan industri dan jasa, serta bisnis dan kegiatan lainnya. Penggunaan lahan tersebut sebagian besar dilakukan di atas lahan pertanian. hal tersebut secara tidak langsung menyebabkan lahan-lahan pertanian menjadi berkurang karena adanya alih fungsi lahan. Konversi lahan tersebut akan berdampak pada berkurangnya hasil produksi pertanian, yang mana menyebabkan timbulnya tekanan baru bagi masyarakat karena kurangnya ketersediaan lahan (Herlindawati et al., 2018). Pertumbuhan jumlah penduduk berkaitan dengan daya dukung lingkungan yang meliputi penyediaan kebutuhan pangan. Kondisi masyarakat yang semakin padat menyebabkan tekanan karena masyarakat cenderung berusaha untuk mempertahankan hidupnya. Adanya tekanan penduduk tersebut menimbulkan perubahan sosial di masyarakat. masyarakat yang awalnya memiliki mata pencaharian sebagai petani mulai bergeser memilih untuk beralih ke sektor lainnya. Terdapat suatu kelompok masyarakat yang sangat unik di Jawa Tengah, yaitu kelompok masyarakat Samin. Kelompok tersebut masih sangat kental adat istiadatnya, bahkan terdapat suatu aturan yang melarang petani menjual lahannya. Peraturan tersebut memiliki sisi positif, yaitu mengurangi alih fungsi lahan (Pujiriyani et al., 2019). Fenomena terkait dengan tekanan penduduk tersebut memang memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perubahan sosial masyarakat.      

Perubahan yang dialami oleh masyarakat sangat beragam karena dipengaruhi oleh berbagai faktor. Perubahan juga dapat terjadi secara alami dan tiba-tiba, karena terjadinya bencana alam. Bencana alam dapat memengaruhi kondisi perekonomian, sosial budaya, dan huru-hara kehidupan masyarakat. Contoh kasusnya adalah terjadinya bencana erupsi gunung berapi. Masyarakat yang semula bekerja di sektor pertanian terkena dampak perubahan. Kelompok masyarakat tani mengalami kerugian akibat hilangnya lahan yang seharusnya digunakan sebagai tempatnya bekerja. Hal tersebut berdampak besar terhadap perekonomian masyarakat, sehingga masyarakat memutar setir untuk mencoba peluang pemenuhan perekonomian di sektor lainnya. Selain erupsi gunung berapi, bencana alam lainnya seperti banjir juga berpengaruh terhadap perubahan sosial masyarakat. Masyarakat Negeri Hena Lima mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian. Di Negeri Hena Lima pernah terjadi bencana banjir yang memberikan dampak kerugian bagi masyarakat. Pergeseran kehidupan sosial ekonomi dan populasi masyarakat yang semakin heterogen  menjadi contoh nyata dari perubahan yang terjadi (Soulisa, 2019).

Pada intinya, perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat pedesaan dan sektor pertanian dapat disebabkan karena banyak faktor. Pengaruh hadirnya teknologi, adanya penyebaran informasi dan peran media, tekanan penduduk, serta bencana alam merupakan contoh sederhana yang menyebabkan perubahan. Perubahan yang terjadi dapat menuju kearah positif dan juga negatif, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Oleh karena itu, alangkah lebih baiknya menanamkan rasa keterbukaan (openminded) terhadap inovasi yang mungkin akan membawa perubahan tetapi dengan tetap menyaringnya, karena melalui perubahan kita akan semakin berkembang dan belajar menjadi lebih baik lagi.

 

 

REFERENSI

Djoh, D. A. 2018. Dampak Modernisasi Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat Tani di Desa Kambata Tana Kabupaten Sumba Timur. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA). 2(4): 332-339.

Herlindawati, A., Trimo, L., dan Noor, T. I. 2018. Analisis Tekanan Penduduk Terhadap Petani Padi Sawah (Suatu Kasus di Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Jawa Barat). Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis (MIMBAR AGRIBISNIS). 4(1): 12-24.

Manggala, H. D. A. 2019. Perubahan Sosial di Tosari (Studi Kasus Lunturnya Folklore Masyarakat Desa Tosari, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan). Indonesian Journal of Sociology, Education, and Development. 1(2): 13-21.

Prayoga, K., Nurfadillah, S., Saragih, M., dan Riezky, A. M. 2019. Menakar Perubahan Sosio-kultural Masyarakat Tani Akibat Miskonsepsi Modernisasi Pembangunan Pertanian. Jurnal Sosial-Ekonomi Pertanian dan Agribisnis. 13(1): 96-114.

Pujiriyani, D. W., Soetarto, E., Santosa, D. A., dan Agusta, I. 2019. Tekanan Populasi, Kepadatan Agraris, dan Ketersediaan Lahan Pada Komunitas Petani. Bhumi, Jurnal Agraria dan Pertanahan. 5(1): 42-53.

Soulisa, M. S. 2019. Perubahan Sosial Masyarakat Negeri Hena Lima Pasca Bencana Banjir Wae Ela di Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Pemikiran Islam dan Ilmu Sosial. 12(1): 57-70.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurusan Saintek Tapi Rasa Soshum? Emang Ada?!

Seperti Ini Cara Pers Dapat Bertahan di Era Globalisasi

Cofas Online? Nggak Kalah Seru Dong!